Hari
ini aku kembali menemukan titik dimana aku wajib untuk bersyukur, perjalanan
hari ini memang melelahkan, hadirnya lelah membuatku untuk semakin
mengabaikannya. Akan selalu ada cara mengusir lelah. Mirisnya hari ini ketika hati ikut tersayat-sayat,
andai saja aku mengabaikan sang Pencipta yang Maha Hebat (ALLAH SWT) mungkin
aku sudah terjatuh ke dalam lumpur keputus asaan.
Wahai
hati, aku yakin aku bisa menopang masalah demi masalah yang datang, aku selalu
beranggapan bahwa hadirnya masalah adalah bentuk care Allah terhadap saya. Allah pasti memiliki maksud dan tujuan
yang terbaik untuk diriku sendiri.
Tak
pantas untukku mempersalahkan masalah, tak pantas untukku jika tidak bersyukur.
Pengetahuanku sangat terbatas, Allah maha tau yang terbaik untuk umatnya.
Sekelumit
cerita hari ini, kritikan yang menyayat hati terkadang memang harus ada agar
aku selalu bergerak, agar tidak mudah untuk merasa puas terhadap hasil, dan
akhirnya terlena lalu bersantai ria. Hey, air yang diam saja lama-lama akan
mengeluarkan bau tak sedap, berlumut, kotor, dan tak layak untuk digunakan. Sama
halnya dengan manusia, jika terus berdiam tanpa gerakan? Apa yang akan terjadi?
*renungkan*
Terimakasih
untuk dosenku atas kritikan pedasnya dan semoga akan segera berubah rasa
menjadi manis, teman-teman menganggap dosen ini adalah dosen terkiller di
jurusan , namun aku tidak pernah cemas dan takut karena tak ada yang layak
ditakuti kecuali Allah.
Sejak masuk semester tiga aku selalu disebut anak emas dosen terkiller, banyak celetukan-celetukan aneh yang terdengar ditelingaku. Tapi aku tak pernah menghiraukannya karena aku tidak seperti yang mereka kira. Bukan hanya satu dosen tapi rata-rata dosen tidak ada yang benci atau tidak suka denganku Alhamdulillah. Jurusnya simpel aku hanya memberikan yang terbaik, baik di jam kuliah (sedang belajar) ataupun ketika diluar jam kuliah saat disuruh-suruh, diminta bantuan, ambil ini ambil itu, selagi perintah yang masih wajar dan positif selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dan satu lagi ikhlas karena Allah bukan karena nilai, cari muka, cari perhatian, de el el . Hanya itu jurusnya.
Bahkan dosen
terkiller menjadi dosen pembimbing skripsiku, dan Alhamdulillah judul sudah di acc bukan di acc tapi memang dikasih
judul, dari sebanyak mahasiswa seangkatan aku pertama kali yang diberikan judul skripsi. Nikmat Allah
yang mana lagi yang hendak di dustakan? Doakan agar selalu semangat menggarap
proposal hingga nanti sampai selesai.
Dan hari ini
hasil ujian mendadak minggu kemarin tidak
sesuai dengan harapan, aku tau si dosen juga kecewa, aku hanya menunduk
malu tak bisa berkata apa-apa, ku genggam pena di tanganku seraya berkata
didalam hati ‘ini tidak bisa dibiarkan’ NOL BESAR, mataku berkaca-kaca aku
harus mencari jalan keluar, selesai jam kuliah aku segera berkeliling perpustakaan
tetangga mencari buku-buku. Aku berjanji aku akan memperbaiki NOL BESAR itu
menjadi SATU SATU NOL.
Dipenghujung
senja, selepas shalat asar bersiap-siap
akan mengikuti kajian rutin Kajian Kitab Ushul Iman dan pada akhirnya tidak
terlaksana. Rugi sekali ya Allah, aku haus, haus akan ilmu agama-Mu. Sedikit sekali
yang aku tau, aku malu sungguh malu dihadapan-Mu. Di usia saat ini aku
benar-benar malu, aku hamba-Mu yang berlumur dosa dan sangat hina dihadapan-Mu.
Semoga Engkau senantiasa memberikan naungan dan kesempatan untukku belajar dan
terus belajar serta selalu memperbaiki diri yang hina ini.
Diperjalanan,
yang tadinya ingin menjemput teman mengajaknya ikut kajian, tapi teman yang
satu ini belum mau, entah mungkin ia merasa dadakan atau gimana. Akhirnya aku
benar-benar memutuskan untuk tidak hadir hari ini.
Seketika
dipinggiran jalan kami (aku dan temanku Zulma) bertemu dengan Imam, seorang
anak kecil berusia tujuh tahun berkeliling menjual gorengan, kebetulan sore
sebelumnya ada pesan singkat via BBM dari salah seorang kakak kami, sedang
mencari kaum dhuafa atau anak yatim yang layak mendapatkan santunan. Aku mengajak
Imam ngobrol sambil membeli
gorengannya, hingga kami diajak untuk kerumahnya.
Imam
berhenti sekolah karena tidak ada biaya dan sekarang ia berkeliling di
pinggiran mall dan jalan raya menjual berbagai jenis gorengan. Imam memiliki
dua adik yang masih kecil, Ibunya Kurnia hanya membuat gorengan yang dijual
Imam, sedangkan Sang Ayah meninggalkan mereka dan menikah lagi dengan perempuan
lain. Imam ingin sekali sekolah seperti teman-teman yang lain, tapi apa boleh
buat ia memikirkan Ibunya yang harus mencari biaya untuk sekolahnya. Sedangkan untuk
makan sehari-hari saja susah.
Menaiki
tangga rumah yang hampir rapuh. kontrakan yang lusuh, kecil, dan tidak sehat
membuatku semakin tersentuh untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Allah
berikan kepadaku. Senyuman manis mereka masih terukir indah di kedua sudut
bibir mereka meski keadaan yang tak layak untuk diberikan senyuman, tapi
mereka? masih tersenyum manis !! Imam semoga Allah memberikan yang terbaik,
yakinlah Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Itulah
Imam, lantas bagaimana dengan aku dan Kamu? Masih enggankah untuk bersyukur?
Hari
semakin gelap, kami menuju masjid Jami’ Kota Bengkulu untuk menunaikan
kewajiban shalat magrib, lagi kami menyaksikan pemandangan yang membuat aku
meneteskan air mata.
Seorang
Ibu dan empat orang anaknya yang masih kecil dan lucu-lucu duduk di teras
masjid dengan pakaian kucel, kumel, duduk bermain diteras masjid. Tapi sayang
sang Ibu agak terlihat kasar. ia ribut dengan anaknya yang pertama kira-kira
kelas 4 SD, kata-kata yang kasar keluar dari mulut ibunya. Aku masih memperhatikan
ketiga bocah kecil yang ikut mnyaksikan namun belum mengerti apa-apa. Tiba-tiba
Zulma mencolek tanganku ingin memberikan sebungkus gorengan yang kami beli dari
Imam tadi, aku langsung mengangguk, mengambil gorengan dan memberikannya kepada
sang Ibu, suasana mulai cair, bocah-bocah lucu dan kakaknya menyerbu gorengan
menikmati dengan lahap. Subhanallah..
Sayangnya aku tidak sempat ngobrol dengan mereka karena selesai
shalat mereka sudah pergi.
“hari ini kita
berwisata ya Pop, WISATA HATI” suara Zulma membuatku menoleh kearahnya dan tersenyum
manis sambil memakai sepatu.
Apa pun yang
terjadi hari ini, semoga menjadikan kita semua untuk lebih baik esok hari dan
seterusnya. Teruslah memberikan perubahan, perubahan yang kecil namun berarti.
Wassalamualaikum wr.wb
Selasa, 19 Mei 2015