Akhir-akhir ini semua media social
dihebohkan dengan kalimat ini “Om Telolet Om”. Jujur ya setiap kali buka media sosial
dan lihat ini kepalaku kok pusing ya? Kalo teman-teman gimana? Yah, semoga
pusing juga yah hehe. Iya kalo pusing juga berarti kamu termasuk orang yang
berpikir.
Saya senang banget kalo di media sosial itu banyak yang nge-boming’in (bener gak sih bahasanya :D) hal-hal yang bermanfaat, yah misalnya tulisan-tulisan mengajak untuk untuk hijrah, tips-tips bikin pudding, tentang kesehatan, atau meme lucu yang bikin baper “eh maksudnya yang bikin sadar. Kalo banyak hal yang bermanfaat jadi banyak juga yang kita ambil manfaatnya.
Bukan berarti di media sosial banyak
yang gak baiknya loh ya, banyak banget kok. Tergantung kita memilah dan memilih
informasi dari media sosial.
Tapi akhir-akhir ini saya
benar-benar sedih melihat postingan teman-teman tentang “telolelelet” saya aja
susah nyebut “TELOLET”. Yah melihat teman-teman banyak yang melakukan hal yang
gak ada manfaatnya dan diposting terus banyak yang ikut-ikutan biar dianggap
kekinian.
Halooooo, ayoo dong sebelum
memutuskan untuk ikut kekinian dicermati, dipahami, dan diresapi dulu ada nggak
sih manfaatnya. Saya yang belum baik ini kalo ikutan yang gak baik berarti mau
dibawa kemana hubungan kita *lah*maksudnya masa depan saya? Saya pelan-pelan
memperbaiki diri agar menjadi lebih baik, terus bertumbuh, pantang mundur, dan
tahan banting (duuh kayak ember aja anti pecah, hehe). Iya kapan lagi hendak
berbenah kalo bukan saat ini ? siapa lagi yang akan memakmurkan diri ini kalo
bukan diri ini yang bekerja keras. Lalu ketika diri sendiri sudah bisa mengolah
semua emosi dan kondisi maka pelan-pelan kita harus menebarkan inspirasi untuk
orang lain. Mengajak bareng-bareng dalam hal kebaikan.
Jadi, dari pada ikutan nungguin
bus lewat cuma pengen dengar bunyi “telolelelet” mending belajar, baca buku,
curhat sama sahabat, atau mending santai dirumah selonjoran sambil dengar lagu,
yah banyak hal bisa dilakukan dari pada nunggu bus lewat cuma mau dengar bunyi itu
terus direkam kemudian diupload. Think again ya…
Yah cukup tau aja sama si om … om…
gak usah kenalan, apalagi ikut-ikutan. :D
Teman-teman yang saya sayangi,
menjadi kekinian bukanlah larangan. Tapi melakukan hal yang sia-sia untuk
kekinian adalah sebuah larangan. Tetaplah menjadikan Rasulullah sebagai panutan
dan Allah menjadi tujuan. Kita gak bakal ketinggalan zaman dengan mengikuti
ajaran islam, kita akan lebih kekinian karena kita berjalan sesuai aturan.
Yakinlah, bahwa nikmat duniawi
itu hanya sementara. So, jangan terlena.
Salam perubahan,
Pare, 22 Desember 2016
0 komentar:
Posting Komentar
ditunggu kritik dan sarannya ya,