24 Agustus 2017 kemarin film “Nyai
Ahmad Dahlan” tayang di seluruh bioskop tanah air. Saya mengetahui film ini
sudah sejak lama beberapa bulan sebelum film ini ditayangkan saya sudah upload
trailernya di akun instagram saya (yuk follow @popiangriani) *promosi :P,
karena saya selalu mengikuti medsosnya keluarga Muhammadiyah. Informasi tentang film ini pun
semakin mendekati hari tayang semakin menggema terkhusus di kalangan
Muhammadiyah, namun saya yakin seluruh warga Indonesia pasti mengetahui
tayangnya film ini. Hanya saja tidak meng-share
film ini ke akun media sosialnya misalnya.
![]() |
foto apa adanya :D |
Perlu kalian tau bahwa film ini bukan
untuk warga Muhammadiyah saja, tapi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Saya sangat
senang ketika film-film seperti ini diangkat ke layar lebar, setidaknya membuka
pikiran anak muda, dan warga Indonesia bahwa saat ini kita harus mengumpulkan
semangat dan energi yang besar untuk mengalahkan penjajahan. Loh penjajahan apa lagi ? bukankah kita sudah
merdeka? Yah, benar kita sudah merdeka dari penjajah bangsa lain, namun kita
sedang dijajah di bangsa sendiri dan diri sendiri. Kemalasan untuk belajar,
kemiskinan, budak teknologi, kurangnya rasa empati, dan kurangnya minat belajar
ilmu agama. (cambukan untuk diri saya sendiri)
Padahal ilmu agama islam adalah
pondasi dari segala aspek kehidupan. Dengan adanya film “Nyai Ahmad Dahlan”
yang menceritakan perjuangan istri KH. Ahmad Dahlan membangun negeri ini dengan
menjadikan perempuan-perempuan Indonesia menjadi perempuan yang cerdas.
Perempuan harus pintar, cerdas, bisa membaca dan menulis, serta paham ilmu
agama islam karena perempuan adalah madrasah utama bagi anak-anaknya kelak.
Film ini membuka pikiran saya bahwa
peran perempuan itu sangat penting, menjadi pendamping suami yang baik,
mendukung kegiatan positif suami, menjadi seorang ibu yang cerdas untuk
melahirkan generasi-generasi yang cerdas pula, dan memberikan manfaat untuk
orang-orang yang ada disekitar nya.
Saatnya kita berbenah dengan memulai
menonton tontonan yang memberikan dampak positif, saya tau saat ini film-film
korea yang penuh drama sedang menjadi tren anak muda, film-film romatis ala
Indonesia selalu tayang dilayar lebar, bahkan film horror sus*er nge*ot lebih laris
manis dipasaran. Saya tahu semuanya adalah pilihan, silahkan, kenapa tidak?
Namun adanya kata memilih pasti selalu ada pilihan yang terbaik. Baik dalam
segi apa? Baik dalam membentuk karakter, kepribadian, akhlak diri kita sendiri
menjadi lebih baik. Jika hal yang kita tonton hanya memberikan dampak negative
atau bahkan tidak ada menafaatnya, mari tinggalkan.
Ayoolah teman, mari menambah wawasan
dengan menonton film ini. Percayalah bahwa hidup ini tidak semanis drama korea
(aku gak pernah nonton sih). Hidup ini adalah perjuangan, perjuangan agar kelak
kita bisa menikmati indahnya surga Allah dan bahagia pula di dunia ini.
Terakhir, saya salut sekali melihat
kekompakan warga Muhammadiyah di Kota Bengkulu. Semangat dari berbagai pihak
untuk mengajak dalam kebaikan termasuk dengan menyediakan tiket gratis untuk
menonton film ini. Saya nonton di Yogyakarta di hari pertama tayang namun tidak
se-semangat yang di Bengkulu. Tapi mungkin banyak yang nonton di jadwal
pertama, karena saya nonton di jadwal ke dua (sore). Tidak menuntup kemungkinan
beberapa minggu ini bioskop di Yogyakarta akan rame melebihi di kota-kota lain.
Salam,
Yogyakarta, 25 Agustus 2017
Keren mbx.. Bsoj kita crew jazirah jga nobar bareng Fak. hukum.. ����
BalasHapusWah keren dek nobar.. Mbak jadi mau nonton lagi klo gratis wkwk
BalasHapusnah yang ini, "@popiangriani" di link kan aj ke twitter ny popi,, jadi system "dofollow" mpop..
BalasHapus