![]() |
Sumber Foto : Google.com |
Saya tau setiap manusia pasti
selalu menginginkan kebahagiaan di dunia ini, menjadi orang terpandang, punya
banyak uang, semua serba ada, dan kenikmatan duniawi lainnya. Terkadang kita
sangat susah untuk memebedakan mana kebutuhan dan keinginan. Ragam manusia pun
juga banyak di dunia ini, ada yang banyak harta namun tetap bersahaja, tetap
rendah hati, suka menolong orang lain, bahkan memberikan separuh hartanya untuk
saling membantu. Namun sering juga kita temukan orang yang tak memiliki apa-apa
hanya sekedar bisa hidup, untuk makan besok harus bekerja keras hari ini namun
memiliki sikap yang selalu mengikuti nafsu duniawi. Tak jarang hal seperti
sering saya temui di kehidupan anak muda saat ini *kids jaman now katanya, yang
seharusnya jiwanya dipenuhi semangat untuk menimba ilmu, terkadang jauh dari
orang tua membuat mereka salah mengambil keputusan. Memang hak setiap orang
untuk melakukan apa saja, namun melihat kondisi seperti ini saya jadi tertampar
untuk sering-sering mengingatkan diri sendiri, memantau adik saya,
sepupu-sepupu saya, keluaraga saya agar
tidak terjerumus ke sikap terlalu mengikuti trend duniawai yang terkadang menghalalkan segala cara.
Saya pribadi tak bisa mengelak
bahwa masih sering ingin mengikuti nafsu dunia, seperti lebih memilih untuk membeli
baju dari pada buku, lebih memilih membeli gincu
(baca : lipstick) dari pada kebutuhan
kuliah, padahal gincu yang lain masih
ada *dasarcewek. Tapi terkadang saya merenung, dan mikir kenapa nggak beli
hal-hal yang benar-benar urgent yang
memang benar-benar dibutuhkan. Well, saya hanya sebatas lipstick loh ya, gimana yang sering saya lihat dimedia sosial rela
ngabisin duit banyak untuk terlihat cantik dikamera kemudian diupload biar bisa
dilihat banyak orang apalagi cowok. It’s oke jika memang punya banyak uang,
punya penghasilan gede, kalo masih mengadah tangan ke orang tua, mending
dipikir lagi, ada hal yang lebih penting dipikirkan dan tujuan. Dan kembali
lagi ini benar adalah hak masing-masing orang, tapi saya menulis ini real opini saya dan sebagai bentuk
tamparan ke diri saya kalo saya juga memiliki sifat yang sama, karakter yang
sama, namun kita juga punya akal dan pilihan untuk memikirkan mana yang
prioritas.
Saya gak melarang cewek untuk
dandan, it’s no problem, karena
kodrat cewek memang mau terlihat cantik. Saya juga ngga setuju kalo ada cewek
yang gak peduli sama body nya, cuek
sama kebersihan tubuhnya, dan gak peduli sama kebersihan disekitarnya. Cewek
juga hrus wangi, bersih, dan peduli kebersihan lingkungan. Tapi lakukan
sewajarnya saja nggak perlu berlebihan, ingat orang tua yang susah payah nyari
uang untuk nyekolahin anaknya. Bersikaplah biasa saja, sewajaranya saja,
seamampunya saja, tidak perlu mengejar pujian dari orang lain, karena penilaian
manusia tidak akan ada habisnya.
Lebih baik memikirkan bagaimana
caranya untuk bisa memperbaiki diri, membahagiakan orang tua, dan tetap fokus
mencari ilmu di jalan-Nya. Sejatinya semakin kaya dan berilmu seseorang maka
akan menyederhanakan penampilannya. Di Jogja saya banyak belajar dari sang
Guru, iya dosen saya kebanyakan adalah seorang Profesor namun sekilas orang
lain tak akan mengira bahwa beliau adalah professor, karena tampilan mereka
sederhana namun memberikan manfaat yang luar biasa.
Salam Perubahan,
Yogyakarta, 15 November 2017//26
Safar 1439
0 komentar:
Posting Komentar
ditunggu kritik dan sarannya ya,