![]() |
Wikipedia |
Kemarin saya dan
Octa (teman saya sewaktu SMA) ngobrol bareng sambil menikmati Es Oyen yang baru
ngehits di kampungku haha, Es Oyen ini asalnya dari Bandung. Tapi kali ini saya
bukan mau bahas tentang Es Oyen ya melainkan tentang orang Palembang.
Seperti dua
sahabat yang sudah lama nggak bertemu, tentu banyak cerita yang kami bicangkan
dalam waktu yang cukup singkat (menjelang sore). Dan saya tertarik dengan
cerita Octa yang menceritakan orang Palembang. Octa ini memang kuliah di
Palembang mengambil jurusan Psikologi tentu dia lebih tau banyak hal tentang Palembang ketimbang
saya.
Terakhir saya ke
Palembang kapan ya? *saya lupa. Kayaknya Oktober 2017 kemarin itu pun hanya
sebentar, mampir kerumah wawak (kakaknya ibu) terus lanjut ke bandara Sultan
Mahmud Badarudin menuju Bangka Belitung (menghadiri nikahan sepupu). Kadang saya
nggak pede mau bilang orang Sumatera Selatan, soalnya saya kurang paham kalo
ditanya tentang Sumatera Selatan khususnya Palembang. Apalagi kalo nyebutin
Sumatera Selatan pasti orang-orang bakal ingat Palembang dan Pempeknya.hihi
Nah kemarin Octa
banyak cerita tentang orang-orang di Palembang, yang sebelumnya cerita yang dia
ceritakan sudah sering banget saya dengar. Jadi saya agak sedikit geram.
“Wong Palembang tambah maju bae sekarang,
banyak yang ke klinik kecantikan untuk nirusin muko, kebanyakan lah ado mobil
galo, ntah nak wong kayo apo idak pokoknyo ado mobil, yang penting begaya”
Kalimat-kalimat
seperti ini sudah sering saya dengar, kalo kata orang Palembang sendiri namanya
“besak segek”, terus banyak yang bilang juga kalo mau menikah dengan gadis Palembang
harus meyiapkan uang (mahar) yang tidak sedikit, ada juga temanku yang bilang
jumlah rupiahnya ditentukan sesuai dengan title
atau gelar si gadis. Aaaaaaakh kayak jualan hp aja !
Ada juga fakta
tentang orang Palembang kalo ngomong nggak bisa santai, hoaaa saya mengakui sih
memang rata-rata orang sumatera kalo berbicara nadanya agak sedikit keras, tapi
yakinlah itu hanya ciri khas saja tidak maksud untuk marah-marah atau menyakiti.
Kadang hatinya heloo kitty, lembut. Hiyyaa
:D
Indonesia memiliki
beragam suku dan budaya yang berbeda-beda, disitulah indahnya keberagaman. Menyikapi
hal-hal diatas kembali kepada kita yang menilai. Tidak semua orang Palembang seperti
yang dikatakan di atas, kita tidak bisa menyalahakan orang-orang Palembang hanya
karena bertemu dengan satu atau dua orang yang memiliki sifat tidak bagus.
Sama seperti
saya, dulu saya menganggap orang Timur itu lebih keras dan kasar dari orang
sumatera, karena saya hanya melihat sekilas saja, langsung menjustifikasi
seolah saya yang paling benar (mohon jangan ditiru). Hingga saya dipertemukan
bermacam-macam asal orang, membuat saya sadar bahwa jangan mudah menilai orang
lain hanya sekilas tanpa mengetahui lebih dalam tentang orang tersebut.
Sejatinya,
setiap tempat pasti memiliki sisi baik dan buruknya, apalagi soal mahar
pernikahan untuk gadis Palembang, tidak semuanya seperti itu, itulah sebabnya
dasar kita memilih apa pun adalah agama islam, bukan melihat asalnya, anak
siapa, dari mana, keturunannya, tapi yang paling utama adalah agamanya
(imannya) itulah tips memilih pasangan dunia akhirat yang diperintahkan oleh
islam. Ehmm bukan pasangannya aja loh ya ini berlaku untuk semua keadaan.
Logat bicara orang
Palembang yang memiliki nada agak keras, itu sudah menjadi ciri khas sama kayak
orang Timur, kembali lagi ke kita, bukan melihat nadanya tapi apa yang
dikatakannya. Saya sangat suka nonton yutub dari seorang youtuber Gita Savitri
Devi aku (@Gitasav), vlog dia menginspirasi banget, orangnya tegas, kalo
ngomong apa adanya dan berisi. Saya baru tahu kalo Gita aslinya juga dari
sumatera selatan tepatnya di daerah Lintang-Lahat.
Yang saya ceritakan
hanya sebagian kecil tentang orang Palembang, intinya saya hanya menyampaikan
bahwa kita tidak layak menjudge orang
lain tanpa tahu lebih dalam tentang orang tersebut, perbedaan adalah warna,
kita akan mendapatkan sisi baiknya kalau kita melihat kebaikan-kebaikannya. Tapi
kan…faktanya dia memang kayak gitu, kayak gini. Yah cara terbaik adalah dengan
cara mendoakannya. Bisa jadi orang yang paling buruk saat ini adalah orang yang
paling baik dimasa depan.
Ohya, kalo ada
yang bingung saya orang mana? Saya asli Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten
Lahat, namun rumah berada diposisi dekat dengan Kota Pagaralam. Tapi pemerintahannya
masuk Kabupaten Lahat, ke Lahat kalo mau ngurus-ngurus yang berhubungan dengan
pemerintah kayak KTP, surat-menyurat, etc. Yah gitulah pokonya ya, saya juga
bingung haha. Fyi, saya cukup lama tinggal dan menjelajah di Bengkulu, makanya
saya lebih paham Bengkulu :D
Kamu punya temen
orang Palembang ? certain dikomentar dong gimana kisah pertemanan kalian hehe
Salam,
hehehe....
BalasHapus