![]() |
edit by canva |
Hari ini saya dapat
ilmu baru, di kajian masjid Nurul Ashri Yogyakarta yang rutin mengadakan kajian
setiap hari. Tema hari ini “Share Your Happines” dengan ustadz Ransi Al
Indragiri. Fyi, masjid ini selalu ramai oleh mahasiswa dan selalu ada kajian.
Jadi teman-teman bisa datang setiap sore atau bisa cek dulu di instagram masjid
Nurul Ashri.
Nah balik lagi, apakah
semua kebahagiaan yang kita dapatkan harus semua kita bagikan? Lalu bagaimana
cara membagikan kebahagiaan?
Gengs, mungkin selama
ini kita banyak salah pengertian, membagikan kebahagiaan tak melulu soal
postingan kita di media sosial. Misalnya memposting sedang makan enak, sedang
liburan, pokonya kegiatan bahagia yang kita alami. Loh jadi gimana? Hmmmm, saya
juga baru menyadari ternyata sesederhana itu. Membagikan kebahagiaan adalah bentuk
ungkapan rasa syukur kita atas nikmat Allah.
Di dalam al-qur’an
surah Ad-Duha:11 disebutkan “Dan terhadap
nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
Kita bisa menyebarkan
atau membagikan kebahagiaan dengan tersenyum ketika bertemu dengan orang lain
dengan wajah yang berseri-seri, mengatakan kata-kata yang positif,
kalimat-kalimat yang optimis, kata-kata yang penuh syukur, dan dilakukan dengan
amal perbuatan misalnya membantu orang lain, bersedekah, dan amal solih lainnya.
Lantas bagaimana dengan
membagikan kebahagiaan di media sosial? Tidak masalah selagi yang kita bagikan
dapat memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan, tidak masalah jika yang
kita bagikan orang lain ikut merasakan kebahagiaan juga. Semua tergantung
dengan niat kita, dan yang tau hanya kita dan Allah. Jika memang suatu kebaikan
maka segerakanlah, bagikanlah.
Apakah semua
kebahagiaan bisa dibagikan? Jawabannya tidak, ada beberapa hal yang tidak boleh
dibagikan. Yaitu khitbah (lamaran) sebelum ada akad nikah maka khitbah atau lamaran
tidak boleh diberitahukan ke orang lain walaupun itu adalah sebuah kebahagiaan
(teman-teman bisa cari sendiri ya alasannya apa, dan tanyakan kepada orang yang
tepat ya), kemudian kebahagiaan suami dan istri, tentang harta, pokoknya
kebahagiaan yang boleh dibagikan adalah kebahagiaan yang memotivasi dan yang
tidak menimbulkan hasad dan dengki.
Gengs, tulisan ini
menjadi pengingat untuk diri saya sendiri, menjadi alarm untuk saya pribadi.
Gempuran dunia maya yang semakin merajalela, harus menjadikan diri kita
waspada, memilih apa yang kita bagikan, memilih apa yang baca dan follow.
Media sosial ibarat
sebuah mata pisau, bisa menjadi salah jika gunakan untuk membunuh orang lain, akan baik jika
digunakan untuk memasak di dapur. Semuanya ada pada diri kita, ingin diapakan
pisau tersebut, yang jelas harus digunakan sebaik-baiknya, yess.
see you...
0 komentar:
Posting Komentar
ditunggu kritik dan sarannya ya,